Gunungkidul punya kekayaan potensi objek wisata. Namun, tidak semua
potensi itu dikelola secara maksimal sehingga dapat membuka lapangan
pekerjaan secara luas. Salah satunya adalah Gua Pari di Dusun Duwetrejo,
Desa Karangtengah, Kecamatan Wonosari.Tidak ada papan petunjuk
tentang keberadaan gua ini. Informasi tentangnya di internet juga minim.
Warga setempat ingin gua ini “hidup” atau dikunjungi wisatawan. Tapi
apa daya. Gua ini telantar.
Ketidakterawatan potensi objek wisata ini dapat dilihat sebelum memasuki gua. Sebuah bangunan semipermanen sebagai tempat “pos retribusi” terlihat kusam dan tanpa penjaga. Bangunan itu terbuat dari seng dan kayu seadanya.
Pada Sabtu (1/9) sore, tidak ada satupun pengunjung yang datang ke Gua Pari. Hanya ada tulisan di sebuah batu di depan pintu masuk: Tempat Wisata Gua Pari Dw.Rejo, 17-5-98. Sulit menuding gua ini sebagai tempat wisata.
Menurut salah seorang warga, Rubiyo, 48, gua ini memang hendak dijadikan tempat wisata. Tapi apa daya, warga tidak punya pengetahuan cukup bagaimana mengelola, mempromosikan atau memolesnya.
“Kami enggak punya uang untuk itu,” katanya kepada Harian Jogja.
Menurutnya, gua ini bahkan belum terlalu terkenal di Desa Karangtengah. Melihat gua ini, kita dapat merasakan ketidakseriusan pemerintah mengembangkan wisata.
Rubiyo mengatakan gua pari ini memiliki cerita sendiri. Pada zaman perang melawan Belanda dahulu, warga menggunakan gua ini sebagai tempat untuk menyimpan padi (pari). Ruangan di dalam gua ini memang cukup luas.
“Barangkali bisa untuk resepsi pernikahan di dalam gua,” katanya.
Uniknya, warga memasang lampu di dalam gua ini, jadi cukup terang. Menurutnya, gua ini masih perlu digali lagi untuk menemukan jalur lain.
“Dahulu setiap minggu kami gotong royong menggali tanah itu supaya di dalam gua ada jalan,” katanya.
Karakteristik gua ini memang berbeda dengan Gua Pindul (Karangmojo) atau Gua Gremeng (Ponjong) karena tidak dialiri air.
Selain Gua Pari, di dusun yang sama terdapat Gua Bening. Gua itu juga belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai objek wisata. Warga lainnya, Ngatno, 42, mengatakan gua itu dimanfaatkan untuk diambil airnya.
“Sebenarnya bagus kalau dibuat tempat wisata,” katanya.
Warga juga belum punya peralatan, minimal senter, untuk menemani wisatawan menyusuri gua. Di tempat ini kita dapat bertanya mengapa anggaran daerah luput mengucur ke potensi objek wisata ini?
Kata kunci pencarian : Pantai Kukup Gunungkidul Indonesia
Pantai Kukup gunungkidul
pantai kukup
pantai di gunungkidul
gunungkidul beach
indonesia beach
wisata di gunungkidul
wisata pantai di gunungkidul
Gunungkidul Information Tourism Center
Tempat wisata di gunungkidul
visit gunungkidul
visiting gunungkidul
berkunjung ke gunungkidul
sumber : harian jogja
Ketidakterawatan potensi objek wisata ini dapat dilihat sebelum memasuki gua. Sebuah bangunan semipermanen sebagai tempat “pos retribusi” terlihat kusam dan tanpa penjaga. Bangunan itu terbuat dari seng dan kayu seadanya.
Pada Sabtu (1/9) sore, tidak ada satupun pengunjung yang datang ke Gua Pari. Hanya ada tulisan di sebuah batu di depan pintu masuk: Tempat Wisata Gua Pari Dw.Rejo, 17-5-98. Sulit menuding gua ini sebagai tempat wisata.
Menurut salah seorang warga, Rubiyo, 48, gua ini memang hendak dijadikan tempat wisata. Tapi apa daya, warga tidak punya pengetahuan cukup bagaimana mengelola, mempromosikan atau memolesnya.
“Kami enggak punya uang untuk itu,” katanya kepada Harian Jogja.
Menurutnya, gua ini bahkan belum terlalu terkenal di Desa Karangtengah. Melihat gua ini, kita dapat merasakan ketidakseriusan pemerintah mengembangkan wisata.
Rubiyo mengatakan gua pari ini memiliki cerita sendiri. Pada zaman perang melawan Belanda dahulu, warga menggunakan gua ini sebagai tempat untuk menyimpan padi (pari). Ruangan di dalam gua ini memang cukup luas.
“Barangkali bisa untuk resepsi pernikahan di dalam gua,” katanya.
Uniknya, warga memasang lampu di dalam gua ini, jadi cukup terang. Menurutnya, gua ini masih perlu digali lagi untuk menemukan jalur lain.
“Dahulu setiap minggu kami gotong royong menggali tanah itu supaya di dalam gua ada jalan,” katanya.
Karakteristik gua ini memang berbeda dengan Gua Pindul (Karangmojo) atau Gua Gremeng (Ponjong) karena tidak dialiri air.
Selain Gua Pari, di dusun yang sama terdapat Gua Bening. Gua itu juga belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai objek wisata. Warga lainnya, Ngatno, 42, mengatakan gua itu dimanfaatkan untuk diambil airnya.
“Sebenarnya bagus kalau dibuat tempat wisata,” katanya.
Warga juga belum punya peralatan, minimal senter, untuk menemani wisatawan menyusuri gua. Di tempat ini kita dapat bertanya mengapa anggaran daerah luput mengucur ke potensi objek wisata ini?
Kata kunci pencarian : Pantai Kukup Gunungkidul Indonesia
Pantai Kukup gunungkidul
pantai kukup
pantai di gunungkidul
gunungkidul beach
indonesia beach
wisata di gunungkidul
wisata pantai di gunungkidul
Gunungkidul Information Tourism Center
Tempat wisata di gunungkidul
visit gunungkidul
visiting gunungkidul
berkunjung ke gunungkidul
sumber : harian jogja
Gua pari wisata baru di gunungkidul
ReplyDelete